Asal Mula Nama Pulo Brayan

WARTAONE - Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota (Pemkot) Medan, dulunya di kawasan Pulo Brayan merupakan salah satu tempat tersibuk karena dilintasi Sungai Deli yang lebar dan dilalui kapal-kapal niaga. Para pedagang melintasi sungai guna mendistribusikan barang-barang dagangan penting seperti kain, barang pecah belah berupa peralatan rumah tangga dan keramik.

Ketika itu arus Sungai Deli yang melintasi kawasan Pulo Brayan juga membawa pasir ataupun endapan tanah lumpur yang lambat laun membuat semacam pulau berukuran kecil. Karena seiring berjalan waktu, kawasan tersebut dipenuhi oleh rerumputan dan juga semakin luas.

Pulau yang terbentuk dari arus sungai yang membawa endapan pasir dan lumpur itu lambat laun membesar dan membelah lintasan arus deras Sungai Deli. Masyarakat yang melintasi Sungai Deli kala itu melihat rerumputan yang tumbuh bergoyang atau berayun karena arus sungai.

Sehingga masyarakat pun melihat itu dan memberi nama menjadi Pulau Berayun, pulau dalam bahasa Melayu Pulo. Namun, lambat laun ada pergeseran kata Pulau Berayun menjadi Pulo Brayan yang kini kita kenal hingga sekarang.

Versi Lain

Kawasan Brayan dahulunya dipimipin oleh seorang datuk dan mempunyai seorang putri, yang dimana nantinya Guru Patimpus yang membuka kampung di beberapa wilayah Kota Medan jatuh cinta kepada putri Datuk Brayan.

Kawasan tersebut awalnya bukanlah memakai kata Pulo, melainkan Pulu. Sejarawan Kota Medan Azis Risky menjelaskan memang ada seperti pergeseran kata di kawasan itu.

Azis menjelaskan bahwasanya kata Pulu itu berasal dari sebuah kedatukan yang ada di wilayah tersebut. Kedatukan tersebut dikenal dengan Kedatukan Brayan. Sehingga karena adanya Kedatukan Brayan nama tersebut dikenal Pulu Brayan.

"Pulo Brayan itu ada kedutakannya makanya Datuk nya itu disebut Datuk Pulu Brayan. Nah, itu sebenarnya Pulu bukan Pulo. Padahal sebenarnya Pulu Brayan. Nah itu sebenarnya ada pergeseran bahasa antara Pulu dan Pulo jadi ada pergersan bahasa. Sehingga maknanya pun berubah. Seharusnya itu Pulu," kata Azis. (rel)